Jumat, 02 Mei 2014

KONSTRUKSI BANGUNAN TAHAN GEMPA


KONSTRUKSI BANGUNAN TAHAN GEMPA
Bangunan tahan gempa yang mempunyai kualitas yang baik, hendaknya tidak hanya di bangun di daerah rawan gempa. Kematian yang diakibatkan oleh gempa kebanyakan karena bahan bangunan atau konstruksi bangunan yang tidak memenuhi standar baku. Cacat dan luka parah tertimpa beton menambah deretan korban gempa.
Standar bangunan anti gempa
Bangunan tahan atau tahan gempa adalah sebuah bangunan dengan konstruksi struktur bangunan yang kuat. Bangunan ini diharapkan mampu bertahan dari gempa hingga berkekuatan 7 skala Ritcher. Kalaupun ada gempa yang lebih keras lagi, diharapkan bahwa bangunan tidak langsung roboh tapi roboh perlahan sehingga member waktu untuk menyelamatkan diri.
Untuk mendapatkan bangunan tahan gempa yang baik, maka struktur bangunan harus simetris. Bangunan dengan struktur simetris sudah terbukti kuat dibandingkan dengan struktur yang tidak simetris. Estetika bangunan memang penting sebagai upaya memperindah lingkungan dan enak dipandang mata. Tapi yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah kerangka bangunan yang kuat.
Salah satu bahan bangunan yang bagus untuk bangunan anti gempa adalah baja ringan dan semen mortar. Sudah saatnya orang-orang yang berkecimpung di bidang pembangunan memikirkan untuk memakai bahan bangunan yang seringan mungkin. Penggunaan bahan yang ringan ini merupakan syarat bagi bangunan anti gempa. Baja ringan yang pertisi dapat membuat penggunaan genting lebih optimal.
Tiang bangunan berdiameter kecil juga bisa menggunakan baja ringan. Selain baja ringan, semen mortar cukup bagus dipakai pada bangunan anti gempa. Selain tahan api, jenis semen ini dapat menahan panas matahari. Harganya memang lebih mahal. Tapi investasi untuk keselamatan jiwa  ini tidak aka nada ruginya.
Struktur Bangunan Tahan Gempa
·         Perinsip bangunan tahan  gempa
Bangunan yang di katakan tahan gempa adalah bangunan yang merespon gempa dengan sifat dakilitas yang mampu bertahan dari keruntuhan, dan fleksibilitas dalam meredam getaran gempa.
1.      Dirancang dan diperhitungkan
2.      Kombinasi beban dan analisis struktur
3.      Penggunaan matrial yang ringan
4.      Penempatan massa struktur yang terpisah namun saling berinteraksi
·         Ciri-ciri umum fisik bangunan tahan gempa
1.      Struktur memiliki sistem penahan gaya dinakik gempa.
2.      Kekuatan sistem penahan gempa
3.      Konfigurasi strukturnnya memenudi syarat untuk tujuan bangunan tahan gempa

Hal yang harus diperhatikan saat membangun bangunan tahan gempa
·         Pondasi
Pondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban ke tanah. Untuk itu pondasi harus diletakkan pada tanah yang keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 6- – 75 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug dan aanstamping selesai dipasang.Pondasi juga harus mempunyai hubungan yang kuat dengan sloof. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan angkur antara sloof dan pondasi dengan jarak 1 m. Angkur dapat dibuat dari besi berdiameter 12 mm dengan panjang 20 -25 cm. Pondasi salah satu hal yang harus di perhatikan pada saat membangun, karena pondasi termausk kalah satu bagian penting dalam bangunan.

·         Beton
Beton adalah bagian umum pada bangunan, beton dapat di buat dengan mencapur Pasir(ageregat halus, kerikil (ageregat kasar) air dan semen.

·         Beton Bertulang
Beton bertulang merupakan bagian terpenting dalam membuat rumah menjadi tahan gempa. Pengerjaan dan kualitas dari beton bertulang harus sangat diperhatikan karena dapat melindungi besi dari pengaruh luar, misalnya korosi. Para pekerja atau tukang suka menganggap remeh fungsinya. Penggunaan alat bantu seperti molen atau vibrator sangat disarankan untuk menghasilkan beton dengan kualitas tinggi.

Kesimpulan
Bahwa banyak bangunan yang mudah roboh saat gempa disebabkan karena konstruksi bangunan yang kurang kokoh dan tidak memenuhi standar baku. Maka dari itu untuk mendapatkan bangunan tahan gempa yang baik buatlah struktur bangunan yang lebih simetris. Karena bangunan dengan struktur simetris sudah terbukti lebih kuat dibandingkan dengan struktur yang tidak simetris. Dan salah satu penunjang agar bangunan itu kokoh yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah kerangka bangunan yang kuat, serta bahan baku yang memenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa seperti baja ringan dan semen mortar. Jika sebuah bangunan di bangun dengan bahan baku seperti yang di jelaskan di atas, maka bangunan tersebut akan mampu bertahan dari gempa hingga berkekuatan 7 skala Ritcher. 


SUMBER 

Kamis, 13 Maret 2014


video konstruksi jembatan



4

Tipe Jembatan, Struktur Jembatan Dan Jembatan Komposit


1.      A)        Tipe-Tipe Jembatan
·         Berdasarkan fungsinya dibedakan sebagai berikut :
Ø  Jembatan jalan raya (highway bridge)
Ø  Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
Ø  Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
·         Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai beriku :
Ø  Jembatan di atas sungai atau danau
Ø  Jembatan di atas lembah
Ø  Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
Ø  Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
Ø  Jembatan di dermaga (jetty).
·         Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
Ø  Jembatan kayu (log bridge)
Ø  Jembatan beton (concrete bridge)
Ø  Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Ø  Jembatan baja (steel bridge)
Ø  Jembatan komposit (compossite bridge).
·         Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
Ø  Jembatan plat (slab bridge)
Ø  Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
Ø  Jembatan gelagar (girder bridge)
Ø  Jembatan rangka (truss bridge)
Ø  Jembatan pelengkung (arch bridge)
Ø  Jembatan gantung (suspension bridge)
Ø  Jembatan kabel (cable stayed bridge)
Ø  Jembatan cantilever (cantilever bridge).
B)  Struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur atas dan struktur bawah
·         Struktur Bawah (Substructures)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :
a.    Pangkal jembatan (Abutment)
Ø  Dinding belakang (Back wall)
Ø  Dinding penahan (Breast wall)
Ø  Dinding sayap (Wing wall)
Ø  Oprit, plat injak (Approach slab)
Ø  Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
Ø  Tumpuan (Bearing)
b.    Pilar jembatan (Pier)
Ø  Kepala pilar (Pier Head)
Ø  Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal
Ø  Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
Ø  Tumpuan (Bearing)
·         Struktur Atas (Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
1.    Trotoar :
Ø  Sandaran dan tiang sandaran
Ø  Peninggian trotoar (Kerb)
Ø  Slab lantai trotoar
2.     Slab lantai kendaraan
3.    Gelagar (Girder)
4.    Balok diafragma
5.    Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)
6.    Tumpuan (Bearing)
2.      Konstruksi komposit (composite structure) adalah konstruksi gabungan dari material yang berbeda jenis, dimana terdapat kerjasama antara kedua bahan tersebut dalam memikul beban. Umumnya konstruksi merupakan gabungan antara material beton dan material baja yang secara teknis direncanakan untuk menerima beban-beban yang sangat besar seperti pada bangunan jembatan.
Suatu struktur gelagar jembatan yang menggabungkan antara bahan baja dan beton dapat dikategorikan sebagai konstruksi komposit apabila antara kedua bahan tersebut (pelat beton dan balok baja) terjadi aksi komposit (composite action) yang baik. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan memasang alat penghubung geser (shear connector) pada bidang kontak antara baja dan beton. Bila aksi komposit dapat dicapai dengan baik, maka akan diperoleh efisiensi dimensi gelagar (stringer) yang lebih ekonomis dari bangunan.
Ø  Kelebihan Sistem Komposit
1.      Profil baja dapat dihemat mencapai 20 – 30 % dibandingkan dengan balok non komposit.
2.      Penampang atau tinggi profil baja lebih rendah, sehingga dapat mengurangi atau menghemat tinggi lantai (storey height) pada bangunan gedung dan tinggi ruang bebas (clearance) pada bangunan jembatan.
3.      Kekakuan lantai pelat beton bertulang semakin tinggi karena pengaruh komposit (menyatu dengan gelagar baja), sehingga pelendutan pelat lantai (komposit) semakin kecil.
4.      Panjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar, artinya dengan sistem komposit baja dan beton, untuk penampang yang sama, mempunyai momen pikul yang lebih besar.
5.      Kapasitas daya pikul beban bertambah dibandingkan dengan pelat beton yang bebas di atas gelagar baja.
Ø  Kekurangan Sistem Komposit
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, terdapat pula kerugian atau kekurangan dari konstruksi komposit, yaitu untuk balok komposit statis tak tentu, aksi komposit kurang berfungsi pada penampang yang memikul momen negative dimana pada daerah momen lentur negatif hanya tulangan beton yang memikul gaya tarik. Dengan demikian, maka perlu ada pembatasan dalam aksi komposit terutama pada lebar efektif dan rasio modulus elastisitas, mengingat pengaruh kontinuitas dan lendutan jangka panjang
 
 

Rabu, 05 Maret 2014

KUDA - KUDA ATAP BANGUNAN SEDERHANA




Persyaratan bahan

  • Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
Pekerjaan Konstruksi Atap
  • Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.
  • Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
  • Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
Ukuran kayu :
  • Kaki kuda-kuda - ukuran 8/12 cm
  • Pengerat - ukuran 8/12 cm
  • Ander - ukuran 8/12 cm
  • Skoor - ukuran 8/12 cm
  • Nok - ukuran 8/12 cm
  • Pengapit - ukuran 2 x 6/12 cm
  • Gording - ukuran 8/12 cm
  • Konsol - ukuran 8/12 cm
  • Usuk - ukuran 5/7   cm
  • Reng - ukuran 3/4   cm / 2/3 cm tergantung jenis genteng yang dipakai
  • listplank kayu - ukuran 3/30 cm / 2/20 cm
Pelaksanaan Pekerjaan.
  • Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
  • Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
  • Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi pengunci.
  • Pekerjaan kayu harus rata, melentur, bengkok
Semoga bermanfaat ..!
Terimakasih....!

SUMBER